Sebagaian Salaf berkata: “Orang beriman dan orang kafir bisa sabar terhadap musibah yang menimpanya, namun tidak ada yang bisa bersabar terhadap kenikmatan, kecuali para Shiddiqien (orang-orang yang sangat jujur).”
Abdurrahman bin Auf radhiyallahu anhu, berkata:
ابتلينا بالضّرّاء فصبرنا و ابتلينا بالسّرّاء فلم نصبر
“Ketika di uji dengan kesusahan, kami bisa sabar, namun tatkala diuji dengan kesenangan, kami tidak bisa sabar.”
Oleh karena itu Allah Ta'ala mengingatkan kepada para hamba-Nya dari fitnah harta, istri dan anak-anak. Allah berfirman :
ياأيها الذين آمنوا لا تلهكم أموالكم ولا أولادكم عن ذكر الله
Artinya: “Wahai orang-orang yang beriman, janganlah harta dan anak-anak kalian melalaikan kalian dari berdzikir kepada Allah.” (Qs. Al-Munafiqun:9)
ياأيها الذين آمنوا إن من أزواجكم وأولادكم عدوا لكم فاحذروهم
Artinya: “Wahai orang-orang yang beriman, sesungguhnya anak-anak dan istri-istri kalian adalah musuh bagi kalian.” (Qs. At-Taghobun:14)